Oleh netizen tak bertanggung jawab, foto kunjungan Presiden Jokowi dengan Suku Anak Dalam disebut hanyalah rekayasa semata. Dalam foto yang tersebar, disebut bahwa ada briefing dengan sejumlah orang sebelum pengambilan gambar yang bertelanjang dada. Sebenarnya, siapa saja mereka?
Pada foto yang disebarkan di media sosial tampak yang pertama adalah dialog berlatar rumah dari kayu. Mereka berpakaian lengkap. Kemudian foto di bawahnya berlatar kebun sawit dan bertelanjang dada. Mereka disebut sama dan hanya rekayasa semata.
Penerjemah bahasa Suku Anak Dalam yang juga anggota Babinsa, Kopka Husni Thamrin yang hadir saat itu membantah tudingan tersebut.
Husni menceritakan kronologi pertemuan tersebut. Sesuai dengan keterangan Mensos, Jokowi bertemu lebih dulu dengan Suku Anak Dalam yang tidak berpakaian di kebun sawit. Setelah itu, baru Jokowi bertemu dengan mereka yang berpakaian di rumah singgah.
“Iya, dua kelompok (di Kebun Sawit dan rumah singgah) berbeda,” kata Husni saat berbincang dengan detikcom, Senin (2/11/2015).
Kelompok pertama adalah mereka yang masih tinggal di kebun sawit. Berdasarkan cerita Mensos Khafifah Indar Parawansa, Jokowi berjumpa dengan kelompok tersebut tak lama setelah mendarat pukul 15.17 WIB. Kelompok itu tak berpakaian. Jokowi lalu berbincang santai dan menanyakan beberapa hal, salah satunya terkait rumah tinggal mereka.
“Mereka di situ karena nggak semua tinggal di rumah singgah. Penyakitnya atau kesulitannya karena mata pencarian,” terang Thamrin.
Menurut Thamrin, mereka berasal dari kelompok Meriau. Berdasar warna lingkaran foto yang beredar di medsos, Thamrin menjelaskan, wajah yang dilingkari kuning adalah Meriau, sementara wajah dilingkari biru bernama Ngelawang yang juga adik kandung Meriau, lingkaran hijau bernama Nyerak, lingkaran putih yakni Genab, dan lingkaran merah adalah Thamrin sang penerjemah.
“Yang diobrolkan di mana dia minta bantuan rumah minta dibangunkan rumah dekat dengan mata pencaharian mereka. Mereka kan nggak punya ladang karet, ada yang masih berburu, jadi mereka minta rumah dekat mata pencarian mereka,” paparnya.
Kelompok kedua yang ada di dalam foto adalah mereka yang tinggal di rumah singgah. Kelompok ini berpakaian dan ditemui Jokowi sekitar pukul 16.23 WIB. Salah satu isi dari dialog Presiden Jokowi dan para Suku Anak Dalam di rumah tinggal adalah menawarkan rumah tinggal untuk warga suku menetap. Tetapi warga meminta sejumlah persyaratan yang salah satunya permukiman itu harus dibangun di dalam hutan.
Peristiwa di kebun sawit itu dilakukan terlebih dahulu. Selanjutnya baru menuju rumah singgah yang dibangun Kemensos. Orang-orang yang ada di rumah singgah berbeda dengan di kebun sawit. Mereka juga berpakaian lengkap.
“Para Tumenggung memang tinggal di rumah singgah karena sudah punya ladang dan kebun. Jadi tidak perlu kembali ke hutan untuk berburu,” ungkap Thamrin.
Suku Anak Dalam di sekitar Bukit Dua Belas, terdiri dari 5 Tumenggung, yakni Tumenggung Grib, Tumenggung Pepayung, Tumenggung Tarib/ Jailani, Tumenggung Betaring, Tumenggung Helmi. Tiap Tumenggung terdiri dari 2-5 Kelompok (bervariasi) dan memiliki lokasi yang berbeda-beda.
Penjelasan Lingkaran warna di kebun sawit :
Biru : Ngelawang (anggota kelompok)
Hijau : Nyerak (anggt kelompok)
Kuning : Meriau (ketua kelompok)
Putih : Genab (anggt kelompok)
Merah : penerjemah kopka Husni Thamrin
Penjelasan Lingkaran warna di rumah singgah :
Biru : Bejalo ( penghuni rumah bantuan mensos)
Hijau : Prabung ( penghuni rumah bantuan mensos)
Kuning : Tumenggung Tarib
Putih : Tumenggung Grip (Penghuni rumah bantuan Mensos)
Merah : penerjemah kopka Husni Thamrin
Diskusi
Belum ada komentar.