Kericuhan sempat terjadi di Bandara Soekarno-Hatta pada Sabtu (21/11/2015) pagi tadi ketika pesawat Lion Air JT 898 rute Cengkareng-Makassar mengalami delay. Lantaran pesawatnya tak kunjung berangkat, para penumpang JT 898 pun ‘menyerbu’ pesawat Lion Air lainnya dengan rute yang sama yaitu JT 778.
Kemenhub menduga insiden itu disebabkan penjualan tiket pesawat yang melebihi kapasitas.
“Dugaan sementaranya adalah mereka menjual tiket melebihi kapasitas. Akibatnya pada saat hari H pesawat yang untuk mengangkut kurang,” ujar Staf Khusus Menteri Perhubungan Hadi M. Djuraid, Sabtu (21/11/2015), seperti dilansir Detik.com.
Lalu Lion Air, kata Hadi, mengajukan pengantian pesawat dari jenis Boeing 737 menjadi Airbus A 330. Kapasitas pesawat kedua lebih besar dari pesawat pertama.
“Jadi gambarannya dari pesawat awal yang kira-kira menampung 190 orang, diganti menjadi pesawat baru dengan daya tampung sekitar 300 orang,” ujar Hadi.
Lion Air JT 898 itu dijadwalkan take off dari Bandara Soekarno Hatta ke Makassar pukul 05.00 WIB pagi tadi. Hadi mengatakan, pengajuan penggantian pesawat itu baru dimasukkan pukul 08.00 WIB.
“Dan pengajuan itu tidak bisa langsung diterima. Perlu ada waktu,” kata Hadi.
Hadi menyesalkan dengan tindakan management Lion Air yang mengajukan pengajuan penggantian pesawat di waktu yang sangat mepet — bahkan setelah waktu take off yang seharusnya.
“Ini ada ketidaksinkronan antara bagian komersial dan bagian operasional mereka,” ujar Hadi.
Kemenhub sedang menyelidiki penggantian pesawat di waktu mendadak yang menyebabkan chaos tersebut. Sanksi untuk Lion Air menanti.
“Kami sedang melakukan penyelidikan. Yang jelas ada kemungkinan sanksi bagi Lion Air,” kata Hadi.
Jika terbukti ada ketentuan yang dilanggar, Lion Air akan dikenai sanksi. Hadi sudah memiliki gambaran tentang sanksi itu. “Sanksi bisa berupa penangguhan permohonan rute baru,” ujar Hadi.
Namun saat dikonfirmasi, Humas Lion Air Andy M Saladin mengaku belum mendapat informasi mengenai hal tersebut. Andy hanya menyebut delay disebabkan masalah operasional.
“Itu delaynya kenapa, saya belum mendapatkan informasi. Delay karena masalah operasional,” ucap Andy, Sabtu (21/11/2015).
Ditanya lagi soal dugaan Kemenhub tentang penjualan tiket melebihi kapasitas, Andy tetap enggan berkomentar. Dia mengaku belum mendapat informasi lebih jelas mengenai hal itu.
“Saya belum dapat berkomentar kalau soal itu,” kata Andy.
Diskusi
Belum ada komentar.