Dalam sebuah ceramah yang di-posting dalam situs jejaring sosial YouTube, pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq dinilai menghina budaya Sunda dengan mengganti salam “sampurasun” menjadi “campur racun”. Video berdurasi 43 detik itu di-posting oleh pemilik akun bernama Muhammad Nazar pada 14 November. Peristiwa itu terjadi beberapa waktu lalu dalam tablig akbar di Purwakarta.
Dalam video tersebut, Rizieq Shihab mengkritik penggantian “Assalaamu’alaikum” dengan “Sampurasun” di Purwakarta. Berikut cuplikan ceramah yang dimulai dengan gaya menyindir:
Rizieq Shihab: Hai Umat Islam Indonesia, ngapain kamu dijajah sama Arab…… Ngapain kamu di-Arabkan. Ambil Islam-nya, buang Arabnya. Ambil Islam-nya, buang Assalaamu’Alaikum. Ganti dengan Selamat Pagi, Selamat Siang. (Rizieq memegang kepalanya)
Kalau di Purwakarta diganti dengan?…. (Hadirin menjawab: Sampurasun..)
Sampurasun…..
Campur racun…! (Hadirin tertawa)
Aliansi Masyarakat Sunda melalui Angkatan Muda Siliwangi melaporkan Rizieg ke Polda Jabar, Rabu (24/11/2015).
“Pelesetan ‘campur racun’ telah melukai kultur dan kebiasaan masyarakat Sunda yang selama ini berlaku secara turun-temurun,” ujar Ketua Umum Angkatan Muda Siliwangi Noery Ispandji Firman dalam konferensi persnya di Bandung, Rabu (25/11/2015).
Merasa tersinggung, Noery dan sejumlah tokoh Sunda melaporkan Rizieq dengan hate speech serta UU 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) Pasal 28 ayat 2.
Pasalnya, Rizieq dinilai dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi untuk menimbulkan rasa benci atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
Selain itu, para tokoh Sunda ini mendesak Rizieq untuk meminta maaf secara terbuka kepada seluruh masyarakat Sunda.
“Selain menuntut untuk meminta maaf secara terbuka, kami juga tuntut Rizieq secara hukum. Hari ini, kami sebagai pelapor akan dimintai keterangan oleh polisi terkait laporan yang sudah kami sampaikan,” ujar Noery.
Simak video ceramah Habib Rizieq di bawah ini.
Tanggapan Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menyesali sikap Rizieq. “Saya cuma dengar berita dari Angkatan Muda Siliwangi (AMS). Tidak semestinya kultur yang ada di Nusantara dijadikan bercandaan yang tidak pada tempatnya. Kalau Habib Rizieq bercanda, ya tidak lucu,” kata Emil, sapaan akrabnya, di kawasan Gedebage, Bandung, Rabu (25/11/2015).
Sebab itu, Emil pun meminta pentolan FPI itu untuk meminta maaf secara terbuka kepada masyarakat Sunda.
“Kalau niatnya cuma buat guyon, itu bukan pada tempatnya. Jadi, saya harap Habib Rizieq meminta maaf ke masyarakat Sunda,” katanya.
Emil juga membantah bahwa salam sampurasun telah mengesampingkan salam dalam agama Islam.
“Tidak juga, kalau pidato, ada assalamualaikum, salam sejahtera untuk Kristiani, om swastiastu buat umat Hindu. Nah, sampurasun untuk lokal. Islam kan rahmatan lil alamin. Seharusnya tetap memberi ruang hal yang baik,” ucapnya.
Emil mengatakan, sampurasun memiliki makna baik dan tidak menyimpang dari ajaran agama.
“Sampurasun itu keberkahan untuk kita dan alam semesta. Maksudnya baik, bahasa Sunda kuno itu sama artinya dengan waalaikumsalam warahmatullohi wabarakatuh. Sampurasun apa jeleknya. Artinya juga sangat baik. Biasanya, ketidaktahuan melahirkan ignorance atau ketidakpedulian,” ujarnya.
Sementara itu, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi berharap Ketua Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq meminta maaf kepada masyarakat Sunda.
“Sampurasun itu maknanya Sampuring Ingsun atau sempurnakanlah diri Anda. Maknanya tentang ajakan berbuat kemuliaan dalam hidup, saling menyayangi,” ujar Dedi melalui telepon seluler, Rabu (25/11/2015).
Karena makna yang terkandung dalam “Sampurasun” begitu baik, Dedi sangat menyayangkan ucapan Rizieq.
Oleh karena itu, lanjutnya, sebaiknya Rizieq meminta maaf atas ucapan tersebut pada masyarakat Sunda. “Saat Islam berkembang di Tanah Sunda, itu sangat menyatu dengan lingkungan kebudayaannya,” ucapnya.
Mengenai langkah beberapa tokoh Sunda yang melaporkan Rizieq ke polisi, Dedi menilai, langkah tersebut tentunya sudah dipikirkan dengan matang. Tokoh Sunda, lanjutnya, pasti mencari jalan yang terbaik sehingga akhirnya melaporkan Ketua FPI tersebut ke polisi.
Oh itu toh
http://singindo.com/2015/11/25/buruh-versus-pengusaha-siapa-yang-menang/
Posted by Sing Indo | November 25, 2015, 10:23 am