Motivator dan konsultan, Arvan Pradiansyah mengalami kejadian mengesankan dalam perjalanan dari Solo ke Jakarta dengan menumpang pesawat Garuda Indonesia pada Rabu pagi, 9 Desember 2015, lalu.
Mengesankan sekaligus bikin dia tak enak hati sebab melihat Ibu Negara Iriana Joko Widodo duduk di kelas Ekonomi. Sedangkan Arvan penumpang kelas Bisnis.
“Ketika akan turun, saya tanya kepada pramugari apakah ada garbarata atau tidak,” kata Arvan seperti diberitakan Tempo, Kamis, 10 Desember. Pramugari pun menjawab, “Pasti ada garbaratanya dong, kan ada tamu istimewa.”
Sontak Arvan terkejut karena hanya dia penumpang kelas bisnis dalam penerbangan 07.55 saat itu. Tamu spesial biasanya duduk di kelas terbaik. “Kan ada Ibu Iriana. Itu (Iriana) sedang duduk di 21E,” ucap pramugari lagi.
Kala itu, Arvan baru saja menyelesaikan pekerjaannya memberikan pelatihan di Bank Indonesia Solo pada Selasa sore, 8 Desember 2015. Esok paginya, dia pulang ke Jakarta. Arvan menerangkan, dia satu-satunya penumpang di kelas Bisnis, sedangkan sisanya di kelas Ekonomi.
Semula Arvan ragu apakah benar Iriana yang dimaksud adalah istri Presiden Jokowi. Karena penasaran, dia rela menunggu di dekat pengambilan bagasi Bandara Soekarno-Hatta. Benar juga, dialah Iriana Jokowi. Arvan lantas memperkenalkan diri dan berfoto bersama Iriana.
Dalam obrolan singkat, Arvan menyampaikan kekagumannya kepada Iriana. “Ibu, kok mau duduk di kelas Ekonomi, sedangkan saya di kelas bisnis. Saya jadi tidak enak,” kata Arvan mengulangi perbincangannya dengan Iriana. Dan, menurut Arvan, Iriana pun menjawab, “Oh, tidak apa-apa, saya sudah terbiasa.”
Arvan mengatakan, dirinya sangat mengapresiasi kesederhanaan Iriana. Bahkan Iriana tidak dijaga ketat oleh sejumlah Pasukan Pengamanan Presiden. Dia melihat Iriana hanya didampingi oleh seorang asisten wanita dan putra bungsunya, Kaesang Pangarep.
“Banyak orang yang mengira kalau Presiden atau keluarga Presiden akan merepotkan orang banyak kalau duduk di kelas Ekonomi. Ternyata enggak bikin repot. Mereka biasa saja, tidak dikawal ketat. Bahkan ketika di pesawat saya tidak sadar kalau Ibu Iriana lewat di samping saya,” tutur Arvan.
Menurut dia, keteladanan bisa dilakukan lewat hal-hal kecil, tulus, dan spontan. “Bagi bangsa Indonesia yang merindukan keteladanan, terjawab sudah dari Ibu Iriana,” ujar Arvan.
Berikut curhatan Arvan lengkap seperti yang diberitakan Tribunnews.com.
Pagi ini, saya terbang dengan Garuda penerbangan Solo-Jakarta. Pesawat take off pukul 07.40 WIB. Setelah terbang sekitar 20 menit, saya baru sadar bahwa saya satu-satunya penumpang di Kelas Bisnis. Kursi Bisnis yang lain kosong
.
Tapi eiits… ada orang lain yang sedang tertidur lelap di kursi bisnis paling belakang. Ternyata itu adalah pramugari Garuda yang terlihat sangat kelelahan. Bahkan kepalanya sudah bersandar ke samping, menyentuh tangan kursinya.
Ketika pesawat mendarat di Jakarta, saya bertanya kepada Pramugari, “Apakah ada garbarata?” dan dijawab “Oh pasti ada dong. Kan ini ada penumpang spesial.”
Saya agak heran. “Siapa ya tamu spesialnya?” Yang pasti bukan saya yang mereka maksud. Bukan pula pramugari yang tertidur lelap itu. Lantas, siapa??
Pernyataan Arvan pun dijawab oleh sang pramugari. Ternyata penumpang spesial tersebut adalah Ibu Negara Iriana Joko Widodo.
“Ibu Iriana,” kata pramugari sambil tersenyum. “Beliau ada di bangku 21 E, kelas Ekonomi.”
Wah… saya benar-benar salut mendengar berita ini. Sebagai rakyat yang sangat concern dengan perilaku pemimpin-pemimpin kita yang sering tak bermoral, saya senang sekali dengan keteladanan-keteladanan kecil semacam ini.
Para Jokowi Haters sudah pasti akan bilang bahwa ini PENCITRAAN. Hehe… terserah saja. Bagi para pembenci apapun yg dilakukan oleh orang yg dibenci PASTI SALAH.
Biarkan saja. Biar Tuhan yang mencatat perbuatan mereka. Tapi saya ingin bilang di sini, bahwa saya percaya bahwa perilaku-perilaku sederhana yang ditunjukkan Ibu Iriana sangat dirindukan oleh masyarakat Indonesia.
Ibu Iriana hanya didampingi seorang putranya dan seorang asisten wanita, mbak Nida yang membantu saya mengambil gambar ini. Ketika sampai di tempat pengambilan bagasi VIP sudah banyak Paspampres di sana. Sayangnya mereka terburu-buru dan tidak mau mengecek koper-koper yang mereka ambil.
Dan ternyata koper saya terbawa oleh mereka. Asisten saya, Wibowo, berusaha mencegah agar koper itu tidak dibawa tapi Paspampres cuma bilang, “Ini barang2 tamu VIP.”
Asisten saya berkeras bahwa saya juga tamu VIP. Tapi Paspampres tak ambil pusing dan segera berlalu.
Wah.. koper saya ternyata dibawa ke rumah Pak Jokowi. Pak Jokowi dan Ibu sudah hebat dgn perilaku-perilaku kecil yang penuh makna seperti ini. Tapi Paspampresnya masih pakai paradigma dan mindset lama ya.
Memang tidak mudah mengubah mindset dan mentalitas itu ya.
Saat ini saya baru sampai rumah dan sedang menunggu koper saya. Tapi tadi ada kabar baik dari Mbak Nida dan Paspampres.
Mereka akan datang ke rumah saya siang ini untuk mengantarkan koper saya sambil menyampaikan permintaan maaf.
That’s it temans. Mudah-mudahan bisa memberi inspirasi.
Diskusi
Belum ada komentar.