//
Anda membaca...
Kesehatan

Meksiko jadi Negara Pertama Dunia yang Mendapat Vaksin DBD

Vaksin DBD akan dilemparkan pertama kali ke Meksiko

Vaksin DBD akan dilemparkan pertama kali ke Meksiko. (Foto: Upi.com)

WHO, Badan Kesehatan Dunia mencatat demam berdarah dengue (DBD) menjadi salah satu penyakit yang sering menyerang masyarakat di Asia, Afrika dan Amerika Latin. Mayoritas di antaranya adalah anak-anak.

Total lebih dari 400 juta orang di penjuru dunia terjangkit demam berdarah tiap tahunnya. Namun era baru pemberantasan demam berdarah nampaknya sudah di depan mata, yaitu dengan diresmikannya penggunaan vaksin demam berdarah pertama di dunia.

Seperti dikutip dari DetikHealth dan BBC, Sabtu (12/12/2015), Meksiko merupakan negara pertama yang beruntung merasakannya. Vaksin yang digunakan bernama Dengvaxia, bikinan perusahaan farmasi asal Perancis, Sanofi Pasteur.

Vaksin ini akan diberikan kepada anak-anak di atas 9 tahun dan orang dewasa berumur di bawah 49 tahun yang tinggal di kawasan endemik DBD.

“Dengan ini, Meksiko telah selangkah lebih maju dari negara lain dalam menanggulangi penyebaran virus ini,” tulis Kementerian Kesehatan Meksiko dalam pernyataannya.

Baca juga: Ditemukan di Makassar, Genotype Baru Virus DBD Gantikan Virus Lama

Sanofi menjelaskan Dengvaxia dikembangkan selama 20 tahun dan menghabiskan dana mencapai 1,6 miliar dollar AS atau lebih dari Rp 22 triliun.

Vaksin ini juga diklaim dapat mencegah infeksi demam berdarah dari empat strain virus dengue sekaligus, yakni DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4, dengan tingkat efektivitas rata-rata mencapai 60,8 persen.

Namun Dengvaxia diklaim lebih efektif untuk melindungi seseorang yang telah terjangkit salah satu strain agar tidak terkena strain lain. Hal ini penting mengingat para pakar percaya mereka yang terpapar dua strain sekaligus akan sampai pada fase yang paling ekstrem, yaitu memicu pendarahan internal, shock, kegagalan organ hingga kematian.

Untuk itu, Meksiko telah merencanakan agar vaksin ini diberikan pada penduduk di kawasan yang tingkat paparannya pada salah satu strain mencapai 60 persen atau lebih.

Indonesia bersama sejumlah negara Asia Tenggara, yaitu Filipina, Malaysia, Thailand, dan Vietnam juga tengah mengembangkan vaksin DBD sejak setahun lalu. Untuk saat ini, penelitian tentang vaksin ini masih sampai pada tahap evaluasi.

“Kini sedang dalam fase evaluasi proteksi, tentang bagaimana kejadian DBD pada 1 tahun mendatang pada anak yang sudah pernah divaksin,” ungkap Prof Tjandra Yoga Aditama saat masih menjabat sebagai Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan, pada bulan Februari lalu.

Hasil penelitian menunjukkan efikasi vaksin pada anak-anak usia 2 tahun sampai 14 tahun di Indonesia sebesar 56,5 persen. Penelitian ini juga membuktikan bahwa vaksin Chimeric Yellow Fever Dengue (CYD) jenis Tetravalent Dengue Vaccine (TDV) tersebut berhasil mengurangi keparahan penyakit sebesar 88,5 persen dan mengurangi perawatan di rumah sakit kurang lebih 67 persen.

Namun dari Nikkei Asian Review, CYD-TDV dinilai tidak dapat memberikan perlindungan yang sama kuat pada empat strain virus dengue.

Diskusi

Belum ada komentar.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Gravatar
Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: