Puluhan warga Komplek Zeni, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, berencana membongkar makam keluarga mereka di Taman Pemakaman Pahlawan Kalibata sebagai penolakan atas rencana pembongkaran rumah mereka yang akan dilakukan Kodam Jaya Jakarta.
Syamsuddin, 79, salah seorang warga Perumahan Zeni mengaku, pembongkaran makam tersebut dilakukan lantaran kekecewaannya terhadap Kodam Jaya yang akan tetap mengeksekusi 70 rumah di wilayahnya. Eksekusi akan dilakukan Minggu, 20 Desember 2015.
“Pembongkaran ini merupakan protes kekecewaan kami karena Kodam Jaya berencana melaksanakan pengosongan paksa di Komplek Zeni Mampang,” ujar Syamsudin ditemui di depan TMP Kalibata, Jalan Taman Makam Pahlawan, Kalibata, Jakarta Selatan, Sabtu (19/12/2015).
Syamsudin mengatakan, sebelumnya warga Perumahan Zeni, Mampang Prapatan, sudah melakukan berbagai upaya untuk menolak eksekusi permukiman mereka. Namun, hal itu tidak berhasil. Sehingga, mereka akan membongkar makam keluarga yang ada di TMP.

Mereka melakukan aksi ini karena Kodam Jaya akan bongkar rumah di Komplek Zeni Mampang. (Foto: metrotvnews.com)
“Jadi mereka yang orang tuanya punya gelar dan dimakamkan di TMP Kalibata merasa tak dihargai,” tegasnya.
Kelima makam yang akan dibongkar adalah makam Kapten Sunarto, Lettu Harsono, Letda Darji, Kapten Wagimin dan Lettu Tukul Prayitno. Rencananya, lima makam tersebut dipindahkan ke TPU Jeruk Purut.
Mereka datang sekitar pukul 15.00 WIB, Sabtu (19/12/2015). Jumlahnya mencapai puluhan. Di antara mereka ada yang membawa pacul, linggis dan keranda. Saat hendak masuk ke dalam, mereka langsung dihadang oleh lima orang prajurit TNI yang memang bertugas menjaga TMP.
“Mohon jangan masuk, mohon jangan masuk,” kata salah satu prajurit itu.
Namun hadangan itu tidak menyurutkan langkah mereka. Sambil berteriak, mereka mendorong prajurit dan memaksa masuk ke dalam. Karena kalah jumlah, aksi para warga ini untuk masuk ke dalam pun tidak bisa ditahan.
Warga masuk sambil berteriak, “Pacul! ini bapak kami!”. Mereka merangsek maju. Anak-anak kecil menangis. Sambil terus berjalan, mereka terus berteriak, “Lailah haillallah, TNI tidak beradab! Tidak ada kemanusiaan”.
“Buat apa Ayah di sini, ayuk kita pulang”, kata salah seorang warga sambil memukul-mukul nisan.
Seorang patroli Garnisun, Mayor Dasril Zanuar mencoba memberi pengertian bahwa tidak bisa seenaknya membongkar makam para pahlawan. Namun warga tetap bertahan.
Seorang ahli waris mulai coba membongkar sebuah makam di Taman Makam Pahlawan Kalibata menyusul rencana penggusuran Perumahan Zeni TNI Mampang oleh Kodam Jaya. Warga tersebut coba membongkar makam dengan tangan kosong.
Ia adalah Tri Lestari, yang sambil terisak coba membongkar makam ayahnya, Letda (purn) Dardji. Sekitar 20 menit ia mencoba, perempuan berkerudung hitam itu justru jatuh pingsan.
“Buat apa Ayah di sini, ayuk kita pulang,” kata Tri sambil memukul-mukul nisan sang ayah sesaat sebelum ia mulai membongkar makam.
Diskusi
Belum ada komentar.