//
Anda membaca...
Hukum dan Peristiwa

Sebelum Terbang, Marda dan Dwi Cahyadi Berdoa Khusyuk

Kapten penerbang Dwi Cahyadi

Kapten penerbang Dwi Cahyadi. (Foto: Facebook)

Rumah besar berlantai dua di Paingan, Maguwoharjo, Depok, Sleman itu dipenuhi oleh pelayat. Banyak anggota TNI Angkatan Udara yang masih berseragam biru yang datang. Rumah itu merupakan rumah mertua Kapten penerbang Dwi Cahyadi, back seater pesawat T50i Golden Eagle yang nahas saat bermanuver di Landasan Udara Adisutjipto Yogyakarta, dalam Gebyar Dirgantara 2015, Ahad 20 Desember 2015.

Sebelum terbang, Dwi bersama pilot Letnan Kolonel Penerbang Marda Sarjono sempat diajak berfoto bersama pengunjung Gebyar Dirgantara. Ada satu orang yang pengunjung yang masih ingin berfoto, namun sang pilot sudah ingin bersiap terbang.

“Mereka berdoa khusyu’ sebelum terbang dan cek kondisi pesawat,” kata Kepala Penerangan dan Perpustakaan Landasan Udara Adisutjipto Yogyakarta Mayor (Sus) Hamdi Londong Allo, Minggu, 20 Desember 2015, seperti dilansir Tempo.

Dua penerbang itu mengalami nahas saat bermanuver di atas arena Gebyar Dirgantara. Sekitar 20 menit usai lepas landas dan berakrobat dengan pesawat latih tempur itu, tiba-tiba jatuh.

Mereka tidak sempat menarik dan menggunakan kursi pelontar. Pesawat buatan Korea itu jatuh di halaman Akademi Agkatan Udara Yogyakarta. Area yang jauh dari pemukiman penduduk.

Jenazah Marda dibawa ke Landasan Udara Iswahyudi Madiun. Sedangkan jenazah Dwi disemayamkan di rumah mertuanya yaitu Basuki. Dwi merupakan alumnus Akademi Angkatan Udara tahun 2005.

Dwi meninggalkan seorang istri bernama Dwi Wanito Ambarsari dan dua anak yang masih balita. Dwi Cahyadi merupakan penerbang yang kinerjanya sangat disiplin dan berprestasi. Ia terakhir bertugas di Iswahyudi Madiun.

Bahkan, sehari sebelumnya, ia baru bereuni dengan teman-teman se angkatan di Akademi Angkatan Udara Yogyakarta. Reuni itu setelah sepuluh tahun berpisah dari teman-temannya karena tugas di daerah berbeda.

“Baru ketemu setelah 10 tahun pisah, kemarin reuni bareng seangkatan,” kata salah satu teman seangkatan Dwi yang tidak mau namanya dituliskan.

Dari informasi yang didapat, rencananya jenazah akan dikuburkan di Taman Makam Pahlawan Kusumanegara Yogyakarta. Pemakaman akan dilakukan pada Senin, 21 Desember 2015 sekitar pukul 10.00 WIB.

Gebyar Dirgantara Yogyakarta 2015 pada hari pertama, Sabtu, 19 Desember 2015 berjalan sangat meriah. Berbagai manuver dari pesawat tempur, peswat latih dan Helikopter serta pesawat ringan menarik perhatian. Seratusan ribu pengunjung memadati lokasi di Landasan Jupiter di area Adisutjipto.

Namun di hari kedua, kemeriahan itu berubah drastis. Usai terjadi kecelakaan, semua kegiatan di atas dihentikan. Bahkan peswat tempur Sukhoi yang sudah siap terbang untuk bermanuver dibatalkan. Kegiatan kedirgantaraan di udara dihentikan. Namun kegiatan di arena Gebyar diselesaikan seperti lomba-lomba dan pemberian hadiah.

Diskusi

Belum ada komentar.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Gravatar
Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: