Mayoritas sopir Metromini apatis terhadap tawaran Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama untuk bergabung ke Transjakarta. Salah satu sopir berna,a Sihombing (46), mengaku tak yakin banyak sopir dapat bergabung ke Transjakarta.
Apa alasan mereka?
“Kalau metromini ditawarin bergabung ke Transjakarta mustahil. Metromini itu banyak kepemilikannya per orangan, jumlah busnya ribuan,” kata Sihombing, di Pondok Kopi, Cakung, Jakarta Timur, Senin (21/12/2015), seperti diberitakan Kompas.com.
Selain itu, Sihombing mempertanyakan, bagaimana bila seorang pengusaha bus metromini yang memiliki 12 bus. Tak mungkin si pemilik bus itu dapat bergabung ke Transjakarta.
“Harga bus Transjakarta satu buah Rp 3 miliar sampai Rp 5 miliar, pertanyaannya sanggup tidak dia (pemilik perorangan metromini) gabung, kan tidak sanggup, enggak kuat sahamnya,” ujar Sihombing.
Para sopir metromini juga, menurut dia, tak mungkin bisa lolos direkrut masuk ke Transjakarta. Banyak faktor menurutnya mulai dari usia para sopir sampai dengan bekal pendidikan sekolah.
“Itu cuma lagu lama (diajak bergabung), dari 100 sopir, mungkin cuma 1 yang dipakai. Apalagi citra sopir metromini sudah bobrok gini, pasti mereka merekrut dari yang lain,” ujar pengemudi metromini 47 tersebut.
Oleh karenanya, Sihombing berpendapat, sebaiknya Pemprov DKI meremajakan angkutan mereka saja.
“Kalau mau menertibkan angkutan di DKI, diremajakan saja, kami siap. Asal Pemprov berikan subsidi dan jaminan,” ujarnya.
Diskusi
Belum ada komentar.