Dalam konferensi pers bersama dengan menteri dari Australia, Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu meminta negara lain jangan ikut campur di Papua. Hal itu disampaikan Ryamizard usai menghadiri 2+2 meeting dengan Commonwealth Parliamentary Office, Sydney, Senin (21/12/2015). Ryamizard dan Menlu Retno Marsudi mewakili pihak Indonesia dan Menlu Julie Bishop serta Menhan Marise Payne dari kubu Australia.
Apa sebenarnya alasan Ryamizard?
“Itu kan Vanuatu, negara apa itu. Kadang-kadang klaim mengajak Melanesia bersatu. Negara Kesatuan Republik Indonesia kan juga punya hubungan dengan negara lain, Malaysia misalnya. Ada Batak, ada Bugis. Tapi kan kita enggak klaim,” ujar Ryamizard kepada wartawan.
“Kalau mau ngelihat sejarah, Madagaskar punya kita, Indochina segala macam punya kita. Tapi kan kita enggak klaim-klaim itu. Ya waktu merdeka itu ya itulah,” ujar Ryamizard.
Vanuatu merupakan negara yang terletak di Samudera Pasifik. Negara ini berdekatan dengan Papua Nugini dan New Zealand. Vanuatu berjarak 1.750 kilometer dari Australia.
Merujuk pada sejumlah pemberitaan media Selandia Baru, Perdana Menteri Vanuatu Joe Natuman pada 2014 pernah menyampaikan dukungan agar Papua Barat dapat lepas dari Indonesia. Vanuatu dikabarkan memberikan dukungannya di PBB kepada Papua Barat untuk dapat merdeka dari Indonesia.
Ryamizard mengecam keras aksi Vanuatu ini. Alasannya selama ini Indonesia tidak pernah ikut campur dengan urusan dalam negeri negara lain.
“Indonesia kan enggak pernah ikut-ikutan urusan negara lain. Mereka juga jangan gangguin kita dong,” kata Ryamizard.
Saat pertemuan itu, Menlu Australia Julie Bishop langsung merespons. “Mengenai isu Papua, kami bahas secara umum. Australia menyatakan kembali bahwa kami mendukung tanpa syarat kedaulatan Republik Indonesia,” ujar Bishop.
Diskusi
Belum ada komentar.