//
Anda membaca...
Sejarah dan Politik

Djoko Sasono Mundur dari Dirjen Darat, Ini Kata Kemenhub

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Djoko Sasono

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Djoko Sasono. (Foto: The Globe Journal)

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Djoko Sasono menyatakan mundur saat menggelar jumpa pers mengenai penanganan arus balik libur Natal 2015 dan Tahun Baru 2016. Dalam pernyataannya, Djoko menyebut telah gagal dalam menangani kemacetan panjang yang terjadi saat arus liburan mulai Rabu – Kamis, 23-24 Desember 2014.

“Sebagai bentuk tanggung jawab saya, dengan ini saya menyatakan berhenti sebagai dirjen perhubungan darat,” kata Djoko.

Menteri Perhubungan Ignasius Jonan telah mendengar kabar berhentinya Djoko. “Kami telah berkoordinasi dengan Bapak Menteri Perhubungan yang saat ini sedang berada di Surabaya,” kata Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Sugihardjo di kantornya, Sabtu malam, 26 Desember 2015.

Sugihardjo menyatakan, dirinya baru mengetahui pengunduran diri Djoko saat koleganya itu menggelar konferensi pers beberapa jam sebelumnya. “Kementerian Perhubungan mendapat informasi dari media massa terkait pernyataan berhenti Dirjen Perhubungan Darat rekan kami Djoko Sasono,” katanya.

Menurut Sugihardjo, instansinya menghormati keputusan Djoko tersebut. “Kementerian Perhubungan menganggap hal itu hak pribadi dan menghargai keputusan tersebut,” tuturnya.

Sugihardjo juga menyampaikan pesan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan agar berhentinya Djoko tidak mengganggu pelayanan pada masyarakat. “Selanjutnya, organisasi harus tetap berjalan.”

Sementara itu, mundurnya Djoko mendapat tanggapan postif dari Yayasan Lembaga Konusmen Indonesia (YLKI). YLKI menanggap pengunduran diri Djoko ini sebagai bentuk tanggung jawab dan merupakan sebuah contoh teladan.

“Ya, kalau sebagai contoh pejabat publik, ini teladan yang sangat bagus. Baru kali ini ada pejabat publik di Indonesia yang merasa gagal terus mundur,” ujar Tulus Abadi, Ketua YKLI saat dihubungi Tempo, Sabtu, 26 desember 2015.

Tulus juga mengakui kalau Kementrian Perhubungan, dalam hal ini Dirjen Perhubungan Darat, telah salah mengantisipasi arus kendaraan pada musim liburan ini. Mereka melarang truk masuk jalan tol pada waktu yang salah. Truk merupakan salah satu penyebab utama kemacetan kemarin.

Dirjen Perhubungan Darat, justru memprediksi kepadatan akan terjadi pada tanggal 30 Desember nanti. Padahal yang terjadi, justru tanggal 24-25 Desember kemarin menjadi arus puncak lalu lintas. “Liburan tanggal 24-25 Desember mempunyai jangka waktu libur yang lebih panjang dibanding tanggal 30. Kenapa malah memilih tanggal 30?” ia menjelaskan.

Tulus mengatakan, kesalahan tersebut tidak bisa dilimpahkan begitu saja ke Djoko. Ini, merupakan kesalahan bersama yang harus dipertanggung jawabkan bersama juga. PT Jasa Marga Tbk serta Mabes Polri seharusnya juga ikut bertanggung jawab dalam hal tersebut.

Diskusi

Belum ada komentar.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Gravatar
Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: