Anggota Dit Narkoba Polda NTT, AKBP Albert Neno mendapat ancaman. Pria di ujung telepon mengaku anggota DPR Herman Hery, walau kemudian dibantah Herman yang menyebut stafnya Ronny.
Ancaman lewat telepon yang dilakukan ke AKBP Albert terkait penyitaan miras yang dilakukan polisi dalam operasi penyakit masyarakat atau pekat. Bagaimana tanggapan Kapolri Jenderal Badrodin Haiti?
“Masak polisi diancam, polisi takut. Polisi itu melaksanakan tugasnya, kalau merasa benar, polisi melaksanakan tugasnya enggak usah takut,” kata Badrodin di Mabes Polri Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (29/12/2015).
Badrodin menilai langkah Albert yang melaporkan ancaman itu ke Polda sudah benar. “Kalau anggota itu betul merasa benar, lakukan saja, tindak saja,” ujarnya.
AKBP Albert mengaku ditelepon seseorang yang mengaku anggota DPR Herman Hery. AKBP Albert dimaki dan diancam karena melakukan razia miras. Albert kemudian melapor ke Polda NTT.
Sedang Herman membantah kalau yang di ujung telepon adalah dirinya. Dia menyebut stafnya bernama Ronny yang memakai HP-nya dan menelepon Albert. Herman mengaku mendapat aduan dari masyarakat soal razia miras tersebut lalu menggunakan kewenangannya sebagai anggota Komisi III DPR memanggil Albert.
Polda NTT mengatakan, saat ini pihaknya sedang mempelajari dan mengumpulkan bukti-bukti tambahan atas laporan tersebut.
“Benar ada pelaporannya di SPKT Polda NTT. Untuk sementara penyidik Polda NTT sedang mempelajari kasusnya,” kata Kabid Humas Polda NTT AKBP Yules Abbast , Selasa (29/12/2015).
Ditambahkan Yules, polisi masih melakukan penyelidikan dengan mengumpulkan bukti-bukti maupun alat bukti lainnya guna membuat terang tindak pidana yang terjadi.
Baca juga: Profil Herman Hery, Anggota DPR yang Ancam dan Maki AKBP Albert
“Berkaitan dengan pemanggilan terhadap terlapor, anggota DPR RI berinisial HH, belum kita lakukan pemanggilan karena penyidik masih mengumpulkan bukti-bukti yang ada,” ujarnya.
Diskusi
Belum ada komentar.