Presiden Jokowi menggelar rapat terbatas mengenai Blok Masela hari ini. Peserta rapat di antaranya Menteri Koordinator Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli serta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said. Keduanya berbeda pandangan. Rizal ingin Masela dibangun di darat (onshore), sedangkan Sudirman ingin Masela dibangun di laut (offshore).
Sekretaris Kabinet Pramono Anung Wibowo mengatakan rapat terbatas mengenai Blok Masela hari ini berjalan dinamis. “Karena ada dua pandangan berbeda, apakah di darat atau di laut pembangunan Blok Masela,” katanya di kompleks Istana Presiden, Selasa, 29 Desember 2015.
Pengelolaan ini akan menjadi masa depan Indonesia karena merupakan proyek gas terbesar yang dimiliki Indonesia. Karena itu, Pramono tidak ingin gas habis tapi daerah tidak mendapatkan apa pun. “Maka pendekatan yang dilakukan adalah selain mempertimbangkan pendapatan negara, keuntungan bagi kontraktor, juga membangun wilayah,” ucapnya.
Karena belum ada kesepakatan dalam rapat terbatas, Presiden akan mengundang kontraktor yang mengerjakan blok sebelum diputuskan pengelolaannya. Sudirman mengatakan kontraktor tersebut adalah Total dan Inpex. “Akan diundang dalam waktu dekat untuk memberikan kesempatan bagaimana concern dan aspirasi mereka, setelah itu akan diputuskan,” ucapnya.
Presiden, kata Sudirman, akan memanggil kontraktor sekembalinya dari kunjungan ke Papua.
Selepas rapat, Rizal keluar dari kantor Presiden lebih dulu. Seakan menghindari pertanyaan wartawan, Rizal berjalan cepat dengan langkah panjang. Rizal tak mau menjawab pertanyaan saat dimintai komentar tentang pendapat Blok Masela. “Nanti pada waktunya akan diumumin,” katanya.
Diskusi
Belum ada komentar.