Arab Saudi telah mengeksekusi mati 47 orang yang didakwa sebagai teroris. Salah seorang ulama Syiah terkenal Syeikh Nimr Al Nimr. Seperti dilaporkan ABC News, Sabtu (2/1/2016), sebanyak 45 orang yang dihukum mati dengan dakwaan terorisme merupakan warga negara Arab Saudi. Sedangkan dua orang lagi masing-masing merupakan warga negara Chad dan Mesir.
Syeikh Nimr merupakan pendukung gerakan protes antipemerintah yang pecah di wilayah timur Arab Saudi pada 2011. Wilayah tersebut didominasi oleh penganut aliran Syiah yang dilabeli sebagai musuh oleh Arab Saudi yang mayoritas penduduknya menganut aliran Sunni. Protes pada 2011 itu ditujukan untuk menyuarakan diskriminasi terhadap penganut Syiah.
Keputusan Pemerintah Arab Saudi untuk mengeksekusi ulama tersebut langsung mendapatkan reaksi dari dua negara bertetangga Iran dan Irak. Seorang ulama Iran memprediksi keputusan tersebut akan menjadi awal kejatuhan Pemerintah Saudi.
“Saya tidak ragu darah yang murni ini akan menodai kerah dari anggota Keluarga Kerajaan Saud dan menghapus mereka dari lembaran sejarah,” kata salah seorang anggota Majelis Ahli Iran Ayatollah Ahmad Khatami sebagaimana dilansir Reuters, Sabtu (2/1/2016).
“Kejahatan mengeksekusi Sheikh Nimr adalah bagian dari pola kejahatan yang dilakukan oleh keluarga (Kerajaan Saudi) ini… dunia Islam diharapkan untuk mengutuk rezim kejahatan ini sebisanya,” tambahnya.
Sedangkan di Irak, Mohammed al Sayhud, seorang anggota parlemen menuduh Arab Saudi bermaksud memicu pertikaian sektarian antara Sunni dan Syiah dengan mengeksekusi Sheikh Nimr. Menurutnya, tindakan tersebut akan membuat kawasan Timur Tengah kembali membara.
“Tindakan yang dilakukan keluarga (Kerajaan Arab Saudi) yang berkuasa bertujuan untuk kembali memicu konflik di kawasan, memprovokasi pertikaian sektarian antara Sunni dan Syiah,” kata Mohammed.
Syeikh Nimr merupakan pendukung gerakan protes antipemerintah yang pecah di wilayah timur Arab Saudi pada 2011. Wilayah tersebut didominasi oleh penganut aliran Syiah yang dilabeli sebagai musuh oleh Arab Saudi yang mayoritas penduduknya menganut aliran Sunni. Protes pada 2011 itu ditujukan untuk menyuarakan diskriminasi terhadap penganut Syiah.
Al Nimr ditangkap pada 2012. Selama menjalani persidangan, dia tidak pernah menolak dakwaan yang dijatuhkan. Namun, Al Nimr menolak tuduhan bahwa dia memiliki senjata dan siap melakukan tindak kekerasan dalam aksi protesnya tersebut. Al Nimr akhirnya dijatuhi hukuman mati pada Oktober 2015.
Eksekusi hukuman mati di Arab Saudi menjadi sebuah ironi tersendiri mengingat mereka ditunjuk sebagai Ketua Majelis Panel Hak Asasi Manusia PBB. Menurut data Amnesti Internasional, Arab Saudi mengeksekusi mati 157 orang sepanjang 2015.
Diskusi
Belum ada komentar.