//
Anda membaca...
Hukum dan Peristiwa

Ini Alasan Tukang Sate Tetap Mengipas Saat Ledakan Bom di Sarinah

Jamal asyik mengipas sate dagangannya di Jalan Sabang, Jakpus

Jamal asyik mengipas sate dagangannya di Jalan Sabang, Jakpus. (Foto: Kompas)

Kisah tukang sate yang tetap mengipas daging-daging yang menjadi dagangannya saat ledakan di Jalan MH Thamrin ramai dibicarakan di media sosial. Alhasil, hashtag #kamitidaktakut sempat masuk trending topic dunia di Twitter dan kini, tukang sate tersebut menjadi simbol keberanian warga Jakarta.

Awalnya, Wimpy, seorang pemilik akun di media sosial Path, mengunggah foto tukang sate tersebut yang tetap tenang-tenang saja mengipasi dagangannya. Padahal katanya, ia berdagang sangat dekat dengan lokasi teror di Sarinah. Dan dagangannya itu tetap dibeli orang

“Gerobak sate ini hanya terletak seratus meter dari area serangan teroris dan pria ini tetap memanggang satenya dan orang tetap memesannya. Inilah Jakarta. Kalian tidak bisa meneror orang Jakarta. Takut tidak ada di kamus kami,” begitu keterangan dari sang pemilik akun.

Si tukang sate yang kelihatannya sudah agak tua memang tampak santai mengipas sate sampai matang. Di dekatnya ada orang sedang duduk yang sepertinya pembelinya dan terlihat juga ada kerumunan massa di latar belakang.

Tukang sate di Jalan Sabang yang ramai diperbincangkan di sosial media

Tukang sate di Jalan Sabang yang ramai diperbincangkan di sosial media. (Path)

Foto ini lantas menyebar dengan cepat di media sosial seperti Facebook, Path sampai Twitter. Yang menandakan bahwa aktivitas warga Jakarta tetap seperti biasa dan ancaman teror tidak menakutkan mereka.

Jadi apa alasan Jamal (66), sang penjual sate di Jalan Sabang, Jakarta Pusat tersebut tak panik saat ledakan terjadi?

Pria yang berjualan sate bersama istrinya, Heni (50), itu mengaku kaget ketika mendengar ledakan yang pertama pada pukul 10.40 WIB.

“Ada suara duaarr. Awalnya saya kira itu cuma suara petir, enggak lama ada suara itu lagi dan orang-orang pada lari, baru deh saya tahu kalau suara itu bom,” kata Jamal kepada Kompas.com, Kamis (14/1/2016).

Heni yang mendampingi Jamal mengatakan, sebenarnya mereka ingin melarikan diri saat terdengar ledakan. Namun, niat itu diurungkan karena takut dagangan mereka dicuri.

“Kami pas dengar suara yang kedua dan lihat orang-orang lari, awalnya sempat mau ikut lari juga. Cuma setelah ingat dagangan, kami enggak jadi ikutan lari,” ujar Heni, yang mengaku sudah berjualan di kawasan Sabang sejak 1974.

Selain mereka, para pembeli sate juga tetap tidak lari. Mereka tetap menikmati sate buatan Jamal.

Kini, aktivitas di Jalan Sabang sudah normal setelah ledakan dan baku tembak yang terjadi di dekat Pos Polisi Jalan MH Thamrin, Kamis (14/1/2016) siang. Sebelumnya, beberapa pedagang menutup dagangannya karena ketakutan.

Diskusi

Belum ada komentar.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Gravatar
Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: