Kapolda Irjen Pol. Tito Karnavian mengatakan Bahrun Naim berada di balik serangan teror di Menara Cakrawala dan pos polisi di perempatan Sarinah jalan Thamrin, Jakarta Pusat Kamis kemarin. Pada 2011 Bahrun pernah dipenjara 2,5 tahun karena kasus kepemilikan granat dan senjata api.
Tito juga menyebutkan adalah salah satu tokoh teroris yang ingin merebut kursi pimpinan tertinggi Negara Islam Irak Suriah (ISIS) di Asia Tenggara. Bahrun Naim ingin mendirikan Katibah Nusantara yang wilayahnya meliputi; Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand dan Philipina.
Baca juga: Mengenal Sosok Bahrun Naim, Dalang Teror Thamrin yang Jago Meretas
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Komisaris Jenderal Saud Usman Nasution mengatakan, Bahrun Naim dan sebagian anggota kelompoknya adalah orang-orang yang dulu tergabung Jemaah Islamiyah. “Sebagian anggota JI bergabung dengan mereka (ISIS). Kelompok-kelompok ini sudah berbaiat mengikuti ISIS,” kata Saud saat berbincang dengan detikcom, Jumat (15/1/2016).
Salah satu isi baiat adalah mereka dianjurkan oleh pimpinan ISIS di Raqqa, Abu Bakr Al-Baghdadi untuk menyerang tempat-tempat vital di negaranya masing-masing. Bekas tokoh JI yang kini gabung ke ISIS antara lain; Maman Abdurrahman dan Santoso. Kelompok mereka disebut pernah terlibat serangan teror di Bekasi dan Jakarta.
Selain mengajak bekas anggota Jemaah Islamiyah, Bahrun Naim juga aktif merekrut anggota baru melalui media internet. “Bila dulu mereka merekrut anggota baru dengan jalur pengajian, pertemanan, sekarang tidak lagi. Mereka menggunakan media internet,” kata Saud.
Perekrutan anggota teroris melalui media internet, kata Saud, lebih berbahaya karena orang yang terpengaruh susah dideteksi. “Sekarang orang lebih leluasa, dengan otodidak mempelajari ilmu jihad. Ini lebih berbahaya,” kata dia.
Setelah berhasil merekrut anggota, kelompok Bahrun Naim menggelar latihan di Poso dan beberapa tempat tersembunyi lain di Indonesia. Sebagian dari mereka juga ada yang dikirim ke Suriah.
Saud tak bisa memastikan sumber pendanaan kelompok ISIS pimpinan Bahrun Naim. Namun bisa saja sumber dana berasal dari jaringan mereka di Suriah.
Sementara, Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti memastikan bahwa dana pelaku bom Thamrin berasal dari Suriah. Dana itu dikirimkan melalui kurir. Dana yang diperoleh digunakan untuk bom Thamrin, yang disebut Kapolri Jenderal Badrodin Haiti tak sampai miliaran rupiah.
“Tidak,” jelas Badrodin di Mabes Polri, Jumat (15/1/2016).
Soal asal senjata pelaku, pihak kepolisian belum bisa memastikan apakah berasal dari kelompok Santoso.
Diskusi
Belum ada komentar.