//
Anda membaca...
Hukum dan Peristiwa

Mengenal Sugito dan Ahmad Muhazan, 2 Teroris yang Tewas di Thamrin

Ahmad Muhazan dan Sugito, pelaku bom bunuh diri di Thamrin

Ahmad Muhazan dan Sugito, pelaku bom bunuh diri di Thamrin. (Fot: Detikcom)

Pihak kepolisian menyatakan, ada 5 terduga teroris yang tewas dari 7 jenazah di lokasi serangan bom dan tembakan Thamrin, Jakpus, kemarin. Dilansir detikcom berdasarkan informasi dari sumber terpercaya di kalangan intelijen, baru lima yang bisa diidentifikasi, dua lagi masih dalam proses pencarian data.

Mereka yang berhasil diidentifikasi adalah: Sugito, Dian Juni Kuarniadi, Muhammad Ali, Ahmad Muhazan Bin Saroni, Amir Quali (WN Kanada). Khusus Ahmad Muhazan disebut tewas di dalam Starbucks, diduga pelaku bunuh diri. Sugito sendiri juga melakukan bom bunuh diri di pos polisi di perempatan Sarinah.

Nama Dian dan Muhammad Ali belum dipastikan sebagai pelaku atau korban. Sementara Amir Quali sudah dipastikan sebagai korban.

Namun dari Karawang, Jawa Barat, terdengar nama Sugito yang kediamannya digerebek tim Densus 88 Antiteror. Dia diduga salah satu teroris yang tewas. sejak tadi malam, rumahnya di Kompleks Griya Panorama Indah Blok E2 No 66, Desa Purwasari, Kecamatan Purwasati, Kabupaten Karawang, kosong sedari malam. Salah seorang tetangga Sugito, Nasarudin (50), mengungkapkan pada Kamis 14 Januari malam, kemarin ada beberapa anggota kepolisian yang datang ke rumah Sugito.

“Kemungkinan istri dan anaknya dibawa juga ke Jakarta sama polisi,” ucap pria yang tinggal tepat di samping rumah Sugito.

Sejak saat itu, rumah bercat krem itu kosong. Lampu depan rumah nampak masih hidup, padahal hari sudah siang.

Menurut kesaksian tetangga, Sugito sehari-hari dikenal bekerja sebagai kurir perusahaan di Jakarta.

“Setahu saya dia kerja di Jalan Petojo, Jakarta Pusat. Sehari-hari dia bilangnya kerja jadi kurir,” ucap Nasarudin (50), tetangga Sugito, Jumat (15/1/2016).

Menurut Nasarudin, sebelumnya Sugito jarang pulang ke rumah dan hanya berkunjung satu minggu sekali. Namun setahun terakhir ini dia hampir setiap hari pulang.

“Pak Sugito itu sudah dari tahun 1998 tinggal di sini. Dia juga punya enam rumah di sekitar sini. Tapi yang ditinggali rumah sebelah saya,” katanya.

Terakhir kali, kata Nasarudin, dia bertemu dengan Sugito sekitar satu minggu lalu. Saat bertemu tidak ada rasa curiga sedikit pun dari dirinya. “Gak ada yang mencurigakan. Kita hanya say hello biasa aja,” tuturnya.

Sementara, nama Ahmad Muhazan juga disebut-sebut sebagai pelaku teror. Dia adalah warga Indramayu. Dalam kesehariannya, ia disebut selalu mengurung diri di kamar.

Bahkan kata satu tokoh Kecamatan Kerangkeng, Azun Mauzun, Ahmad Muhazan kerap merakit petasan yang dia kumpulkan sendiri. “Terus terang kami juga merasa kesulitan mencari identitasnya, sampai memakan waktu 7 jam untuk mencarinya,” ungkapnya, seperti diberitakan fajarnews.com.

Azun menjelaskan, Ahmad Muhazan merupakan anak ke-3 dari 5 bersaudara dan sekarang menetap di Jakarta. “Kata teman sebayanya yang lain, dia ini lebih menyukai lagu-lagu jihad,dan kerap sekali melakukan olahraga di dalam kamar,” jelasnya.

Bahkan dia pun menikah dengan perempuan yang bercadar. “Makan sosis pun katanya dia nggak mau, katanya haram,” tandasnya.

Menurut sang ibu, Maemunah, Ahmad Muhazan ikut kakak iparnya yang memiliki usaha ban vulkanisir di Jakarta sekitar lima tahun lalu. Setelah menikah pada 2012 lalu, Ahmad Muhazan berjualan kebab Turki di Cikampek.

Selama merantau, Ahmad diketahui beberapa kali pulang ke kampung halamannya. Terakhir, Ahmad Muhazan pulang sebulan lalu untuk menengok ayahnya, Syahroni (55), yang menderita stroke.

“Selama bapaknya sakit, Azan (panggilan Ahmad Muhazan) sering pulang. Dia suka mijitin bapaknya,” kata Maemunah menerangkan.

Maemunah mengakui, anaknya cenderung tertutup dan pendiam. Jika sedang pulang ke rumah, anaknya itu pun tidak suka bergaul dengan temannya dan hanya berdiam diri di dalam rumah.

“Kalau sedang pulang, Azan tidak suka cerita apa-apa. Anaknya memang pendiam,” tutur Maemunah.

Maemunah pun sangat syok dan sedih mengetahui anaknya meninggal dalam peristiwa bom Sarinah. Bahkan, ayah kandung Ahmad Muhazan, Syahroni, yang sedang terbaring karena stroke, sengaja tidak diberi tahu.

“Kami sengaja merahasiakannya, jadi sampai sekarang bapaknya belum tahu apa-apa,” tutur Maemunah.

Maemunah pun tak kuasa menahan duka dan kepedihannya usai menjawab pertanyaan para awak media. Dia langsung masuk ke dalam rumah dan menangis tersedu-sedu.

Salah seorang tetangga rumah Maemunah, Saenah, mengatakan, Ahmad dikenalnya sebagai pribadi tertutup dan pendiam. Jika sedang pulang ke rumah orang tuanya, Ahmad pun tidak bergaul dengan tetangga lainnya. Rumah orang tua Ahmad Muhazan cukup sederhana. Di rumah tersebut, tinggal kedua orang tua dan seorang adik Ahmad.

Diskusi

Satu respons untuk “Mengenal Sugito dan Ahmad Muhazan, 2 Teroris yang Tewas di Thamrin

  1. Hati hati …….Jangan sembarangan menuduh orang,……… jangan seperti thoguth

    Posted by made sudo'a - bagas | Januari 22, 2016, 12:19 am

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Gravatar
Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: