Polisi dinilai lambat dalam menuntaskan kasus tewasnya Wayan Mirna (27) karena diracun sianida terutama dalam menetap tersangka pembunuhan. Polisi mengakui sudah menemukan tersangka potensial, tapi semua masih disidik secara hati-hati untuk bukti yang kuat dengan metode scientific identification. Meski begitu, polisi tidak akan membukanya ke publik.
“Ya kami enggak bisa sampaikan dong, anda tahu siapa pun membaca, siapa pun memantau. Kalau saya terbuka, terus dibaca oleh orang dan jadi opini, polemik,” kata Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti, Kamis (21/1), seperti dilansir dari Merdeka.com.
“Dan yang lebih parah potensial suspect bisa melakukan antisipasi dan sebagainya,” tambahnya.
Krishna pun menjelaskan, dalam pengungkapan kasus ini, pihaknya tak pernah mengarah pada satu orang. Menurutnya, penetapan tersangka harus dengan bukti yang kuat.
“Kita tidak mengarahkan pada satu orang saja. Misal si A atau B saja. Siapa saja yang nanti alat buktinya ada, kami akan lakukan dalam gelar perkara dan ditetapkan siapa tersangkanya dan terduga pelakunya,” ungkapnya.
Lanjut Krishna, saat ini kasus tersebut dalam pemeriksaan. “Dan isinya kan untuk penyelidikan, nanti dibuka ke pengadilan. Kami sudah banyak dapat keterangan. Tidak semua kami buka. Jadi para pengamat-pengamat yang dissenting opinion itu boleh saja, tapi kan faktanya ada di kami. Nanti di pengadilan akan terbuka lebar pada waktunya,” jelasnya.
“Jadi kami tidak buru-buru tapi kami hati-hati. Beda kalau cepat tapi tidak hati-hati. Kami hati-hati sekali dalam menangani kasus ini,” katanya.
Penyidik Polda Metro Jaya juga dikabarkan meminta bantuan polisi Federal Australia. Ada data yang mesti dicocokan untuk penanganan kasus Mirna. Data apa?
“Baru koordinasi, ada satu informasi yang kami minta konfirmasi keakuratannya. Nanti jadi salah satu bukti keakuratannya,” kata Krishna Murti.
Sayangnya Krishna tidak bisa mengungkapkan apa data dan informasi yang dicari itu. Pastinya, Mirna memang pernah bersekolah di Australia, demikian juga teman-temannya.
“ada satu hal yang kami perlukan untuk analisa kami, tapi kami tidak bisa kemukakan ke publik,” tegas Krishna.
Diskusi
Belum ada komentar.