PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) resmi meluncurkan Yamaha Xabre. Versi naked dari Yamaha R15 ini dibanderol Rp 29,8 juta. Motor ini lebih banyak menggunakan komponen lokal.
Direktur Sales YIMM, Sutarya mengatakan, pihaknya membuka pemesanan secara online mulai awal Februari mendatang. Dengan memesan secara online, konsumen akan mendapatkan unit Yamaha Xabre lebih cepat.
“Dengan ini kami umumkan, pembelian Xabre bisa dilakukan booking online mulai tanggal 1-3 Februari 2016. Tapi biasanya beberapa jam akan habis,” ujar Sutarya di The Mulia Resort & Villas, Nusa Dua, Bali, Selasa (26/1/2016).
Dia menegaskan, Yamaha Xabre dibanderol Rp 29.800.000 on the road Jakarta. Daerah lain, lanjutnya, tentu akan menyesuaikan perpajakan dan biaya distribusi.
Menurut Sutarya, pihaknya menyiapkan 1.000 unit pertama untuk pemesanan secara online. Pembelian motor ini bisa dibeli secara cash atau kredit.
Sementara, GM Aftersales Service dan Motor Sport Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), M Abidin menyebut, sekitar 80 persen komponen lokal digunakan di Xabre ini.
“Komponen lokal lebih banyak, tapi sebagian ekspor. Sekitar 80 persen di Indonesia (komponen lokal),” ujar Abidin usai peluncuran Xabre di The Mulia Resort & Villas, Nusa Dua, Bali, Selasa (26/1/2016).
Bahkan, Abidin mengatakan, sebagian besar komponen yang digunakan Xabre di Thailand (di Thailand menggunakan nama M-Slaz) berasal dari Indonesia. Sebab, Yamaha R15 saja yang merupakan basis Xabre juga menggunakan komponen dari Indonesia.
“Komponen untuk Thailand sebagian besar komponennya dari Indonesia. Karena R15 juga sebagian dari Indonesia. Cuma dia total assembly di sana untuk ngejar cost. Jadi yang saya dengar dari Indonesia. Karena R15 mereka kan dari kita. Cuma proses assemblyng signifikan (menekan ongkos produksi),” ujar Abidin.
Dia juga mengatakan, Xabre ini merupakan motor yang dibuat untuk pasar Asean. Artinya, semua negara di Asia Tenggara menerapkan desain yang sama.
“Jadi Asean design itu sama-sama. Jadi Xabre ini memang benar-benar dibuat untuk Asean design. Jadi enggak bisa dibilang Thailand duluan berarti desainnya Thailand, enggak juga,” tegas Abidin.
Diskusi
Belum ada komentar.