//
Anda membaca...
Hukum dan Peristiwa

Tenaga Ahli Masinton Bantah Ada Pemukulan pada Dita Aditia Ismawati

Luka lebam di bagian mata Dita Aditia Ismawati

Luka lebam di bagian mata Dita Aditia Ismawati. (Foto: Tribunnews.com)

Staf ahli ahli anggota DPR Masinton Pasaribu, Dita Aditia Ismawati (27) menangis usai melaporkan atasannya atas dugaan tindak penganiayaan ke Badan Reserse Kriminal Polri, sekitar 21.30 WIB, Sabtu (30/1/2016).

Dita yang juga kader Partai Nasdem pada Dewan Pengurus Wilayah (DPW) DKI Jakarta tidak mau memberikan keterangan. Dia hanya menunduk dan terisak sambil berjalan cepat menuju mobil di luar Mabes Polri.

Anggota Badan Advokasi dan Bantuan Hukum (BAHU) Partai Nasdem, Wibi Andriano yang hadir menemani pelaporan ini menjelaskan pihaknya baru mengetahui kejadian ini setelah Dita hadir dengan mata lebam pada rapat DPW DKI Jakarta.

“Matanya lebam kami tanya. Dita sempat tidak mau mengaku. Setelah beberapa saat baru dia ceritakan,” kata Wibi usai pelaporan di Bareskrim Polri, Jakarta, Sabtu.

Berdasarkan salinan surat laporan polisi yang diterima Minggu (31/1/2016), laporan itu tertuang dalam tanda bukti lapor nomor TBL/73/1/2016/Bareskrim dengan laporan polisi nomor: LP/106/1/2016/Bareskrim tertanggal 30 Januari 2016.

Tanda bukti laporan Dita Aditia Ismawati ke Bareskrim Polri

Tanda bukti laporan Dita Aditia Ismawati ke Bareskrim Polri

Peristiwa dugaan penganiayaan itu terjadi di sekitar wilayah Cikini, Cawang, dan Jakarta Pusat pada Kamis (21/1/2016) lalu. Laporan Dita diterima dan ditandatangani oleh Perwira Siaga Bareskrim AKP Subianto.

Sementara itu, Masinton saat dikonfirmasi membantah laporan Dita. Menurutnya, bukan dia yang memukul, tapi luka lebam pada mata Dita karena terkena tangan sopirnya. Dita saat kejadian menurut Masinton dalam keadaan mabuk.

Tenaga Ahli Masinton di DPR RI Abraham Leo Tanditasik, yang saat kejadian ada di dalam mobil, juga membantah keterangan Dita. Menurutnya, bukan Masinton yang memukul Dita, melainkan dirinya yang secara tak sengaja melukai pelipis Dita. Bagaimana kejadiannya?

“Tanggal 21 Januari 2016 ketika saya semobil bersama Pak Masinton saat akan pulang ke rumah jabatan anggota DPR di Kalibata, berkisar pukul 23.00 WIB malam saya ditelepon Dita Aditia yang terdaftar sebagai Aspri Pak Masinton,” ucap Leo dalam keterangan tertulis, Minggu (31/1/2016), dilansir Detikcom.

Dita minta dijemput oleh Leo ke Camden Bar di Jalan Cikini II Menteng. Penjelasan Dita ke Leo via telepon saat itu minta dijemput karena kondisinya sedang mabuk berat.

“Kemudian di dalam mobil saya sampaikan ke Pak Masinton bahwa saya mau jemput Dita karena sudah mabuk minuman beralkohol. Berhubung sudah malam, Pak Masinton beserta sopirnya ikut mengantarkan saya ke jalan Cikini II,” lanjutnya.

Saat tiba di depan Camden Bar Cikini, sopir Masinton bernama Husni, menjemput Dita ke dalam Camden Bar. Kemudian Dita menuju mobil Masinton dalam keadaan sempoyongan. Dita langsung duduk di paling depan di samping kiri sopir.

Dita lalu minta bantu ke sopir agar mobilnya diambilkan di lokasi parkiran kantor DPP Partai Nasdem di Menteng. Sehingga Leo yang membawa mobil Masinton. Dita duduk di depan, Husni dan Masinton duduk dibelakang. Mobil mengarah ke kantor DPP Partai Nasdem mengantarkan Husni untuk mengambil mobil Dita di parkiran kantor Nasdem.

Setelah ke luar dari parkiran kantor Nasdem, mobil berjalan beriringan. Mobil Dita yang dikemudikan Husni berjalan di belakang mengikuti mobil Masinton. Sepanjang perjalanan menuju Cawang, Dita yang duduk di depan dalam kondisi mabuk berat sering berteriak histeris. Tiba-tiba tertawa sambil membesarkan volume tape mobil.

Di sekitar jalan Matraman Dita muntah-muntah karena mabuk berat. Di saat mobil yang dikemudikan Leo melintasi jalan Otista, sambil berteriak histeris Dita bergerak tiba-tiba menarik setir mobil yang dikemudikan. Mobil oleng ke kiri jalan dan nyaris menabrak trotoar.

“Dengan sigap dan refleks saya melakukan pengereman mendadak sambil menepis tangan Dita yang dalam posisi menarik setir atau kemudi mobil. Tepisan tangan kiri saya mengenai tangan dan wajah Dita. Dita teriak histeris di dalam mobil, Pak Masinton berupaya untuk menenangkan Dita,” paparnya.

Sesampainya di depan MT Haryono Square Dita turun, wajahnya agak memerah dan lebam karena terkena tepisan tangan kiri Leo yang memakai cincin batu akik. Lalu Masinton menawarkan Dita untuk berobat ke klinik terdekat, Dita menyatakan tidak apa-apa dan akan mengobati sendiri.

Kemudian Masinton menyuruh sopirnya Husni mendampingi Dita yang dalam kondisi mabuk. Sementara Leo dan Masinton pulang ke Kalibata, tak lama kemudian Husni datang menyusul kami ke Kalibata.

“Besoknya tanggal 22 Januari 2016 Dita menelepon saya minta dibantu biaya pengobatan karena ingin dirawat di rumah sakit mata Aini di daerah Kuningan. Permintaan Dita saya sampaikan ke Pak Masinton dan dibantu biaya perawatan di RS mata Aini,” terang Leo.

Leo dan Masinton selanjutnya membesuk Dita dirawat di RS Mata Aini selama 2 hari 2 malam yang didampingi orang tuanya untuk menanyakan kondisinya. Berhubung kondisi memar di sekitar mata sudah membaik, atas saran dokter Dita diperbolehkan pulang.

“Selama masa pemulihan, Dita disarankan untuk sementara istirahat dan diperkenankan ijin tidak masuk kerja,” pungkasnya.

Diskusi

Belum ada komentar.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Gravatar
Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: