Publik bertanya soal penyebab dan motif Anggota Sat Intelkam Polres Melawi, Kalimantan Barat, Brigadir Petrus Bakus, tega memutilasi dua anaknya sendiri, anaknya bernama Febian (5) dan Amora (3), sekitar pukul 24.00 WIB, Kamis (25/2/2016) di Asrama Polres Melawi. Usai membunuh anaknya, Petrus juga berniat menghabisi nyawa sang istri.
Saat hendak membunuh istrinya, perempuan itu terbangun dan melihat pelaku memegang senjata tajam berlumuran darah. Istri pelaku pura-pura meminta diambilkan air dahulu. Saat pelaku mengambil air, korban langsung keluar rumah dan meminta pertolongan.
Baca juga: Ini Tampang Brigadir Petrus Bakus, Polisi yang Tega Mutilasi 2 Anaknya
Diduga, dia memiliki penyakit mental yang menyerang otak dinamakan schizophrenia. Hal ini dikatakan oleh Kapolda Kalbar Brigjen Arief Sulistyanto. Kapolri Jenderal Badrodin Haiti juga menyatakan hal serupa.
“Sudah dilaporkan oleh kapolda memang yang bersangkutan ini sejak umur 4 tahun ini sering mengalami semacam kemasukan atau kesurupan. Itu tidak terdeteksi masuk polisi,” kata Badrodin di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jaksel, Jumat.
Dilansir dari schizophrenia.com, orang dengan schizophrenia biasanya mengalami gejala seperti mendengar suara yang tidak dapat didengar oleh orang lain, atau percaya bahwa orang lain bisa membaca pikiran mereka, mengontrol pikiran mereka, dan bahkan lebih berbahaya daripada itu.
Kondisi kejiwaan yang umum terjadi pada penderita schizophrenia adalah pelemahan mental yang ditandai dengan halusinasi, adanya gangguan pada panca indera, khayalan, tidak bisa memisahkan antara yang nyata dan pengalaman yang tidak nyata (unreal). Adapun faktor pemicunya yakni kekurangan gizi, infeksi, atau stres selama periode kritis perkembangan otak.
Untuk kasus Brigadir Petrus, apa pemicunya? Belum ada keterangan pasti dari polisi. Namun Kapolda Kalbar Brigjen Arief Sulistyanto menerangkan sejumlah peristiwa sebelum peristiwa keji itu berlangsung. Informasi ini disampaikan oleh istri pelaku, Windri Hairin Yanti.
“Sejak seminggu ini, suaminya sering marah-marah sendiri di rumah seperti ada makhluk halus yang mendatangi dan bercerita sering mendapat bisikan,” kata Arief, Jumat (26/2/2016).
Selain itu, Petrus juga diketahui sering mengalami kejadian seperti didatangi makhluk halus dan merasa kedinginan saat berusia 4 tahun. Masih menurut keterangan sang istri namun dari sumber berbeda, Petrus dan Windri sedang ada masalah keluarga. Bahkan ada laporan, mereka terdengar bertengkar tiga hari lalu.
Polisi sudah menyita sejumlah barang bukti terkait kasus ini. Ada parang yang dalam keadaan bersih, batu asah dan sebuah kertas di atas meja dengan tulisan Terjadilah Padaku Seperti Perkataanmu. Tempat mencuci piring juga ditemukan dalam keadaan basah.
Kepada rekannya sesama polisi usai kejadian, Petrus sempat mengatakan “semua sudah bersih” dan mengaku bersalah. Dia juga mengaku membunuh dua anaknya. Petrus kini sudah ditahan dan akan segera diperiksa kejiwaannya.
Menurut Kapolda Kalbar, saat ini yang utama memberikan dukungan mental kepada Windri. “Bersama Bhayangkari menemui istrinya untuk memberikan support. Saya bawa dokter juga,” terang Arief.
hadoohhh
http://bmspaces.com/wp/2016/02/26/mengapa-nenek-suka-bermain-bersama-cucu-mereka/
Posted by bmspaces | Februari 26, 2016, 8:20 am