Empat mahasiswa yang tergabung dalam tim None Developers dari Universitas Trunojoyo Madura bersiap memasuki saat-saat yang lebih mendebarkan. Mereka segera berangkat ke Seattle, Washington, Amerika Serikat, mewakili Indonesia di putaran final Imagine Cup 2016 tingkat dunia.
Perjalanan mereka menuju final dimulai sejak Agustus, di mana para pelajar dari seluruh dunia mulai membentuk tim mereka di sekolah atau universitas, mengembangkan ide inovatif mereka.
Seperti diberitakan DetikNet, karya mereka dinilai oleh panel juri dunia dari Microsoft Most Valuable Professional, pakar industri, dan karyawan Microsoft. Para juri bertugas untuk memilih yang terbaik, kelompok dengan proyek yang paling menarik dan layak untuk maju ke final dunia sebagai tahap akhir dari rangkaian kompetisi ini.
Total ada 35 tim terpilih yang akan berkompetisi langsung di Seattle pada 26-29 Juli 2016 mendatang, memperebutkan gelar juara Imagine Cup 2016 di tiga kategori: Games, Innovation dan World Citizenship. None Developer, menjadi salah satu dari tim terpilih ini, dan akan bertarung untuk kategori Games.
“Tim yang berhasil masuk ke final dunia akan berkompetisi menjadi pemenang dari masing-masing kategori dan berkesempatan memenangkan uang sebesar USD 50.000. Tak sampai di situ, satu tim akan menjadi pemenang utama kompetisi Imagine Cup dan mendapatkan hadiah utama yaitu sesi pelatihan khusus dengan CEO Microsoft Satya Nadella,” Imagine Cup Competition Manager Pablo Veramendi, dikutip melalui blog Microsoft Imagine Cup, Sabtu (25/6/2016).
Kemenangan None Developers di tingkat nasional dan membawa nama Indonesia di putaran final dunia, sekaligus menandai dominasi developer asal Madura di kompetisi Imagine Cup untuk kategori Games dalam tiga tahun.
Di Imagine Cup 2013, Solite Studio dengan game Save the Hamster keluar sebagai pemenang. Tim yang digawangi Asadullohil Ghalib Kubat ini bahkan menjadi runner up di tingkat dunia, mewakili Indonesia di Imagine Cup 2013 yang digelar di Rusia.
Tahun lalu, kembali Universitas Trunojoyo mengirimkan jagoannya. Tak sia-sia, Urban Studio dengan game Help Me Up memenangkan kategori Games di Imagine Cup 2015.
Froggy and the Pesticide yang diboyong None Developer ke Seattle, selain menantang dan dijanjikan bakal membuat ketagihan, membawa pesan edukasi mengenai penggunaan pestisida.
Di game ini, karakter Froggy digambarkan sebagai spesies yang bukan merupakan target penggunaan pestisida. Namun anehnya, pestisida tetap menyemprotkan cairan beracunnya ke arah Froggy.
Froggy berusaha keras untuk mengganti pestisida dengan biopestisida karena pestisida sendiri adalah semprotan beracun yang membuat spesies lain menjadi keracunan.
Game ini mengharuskan pemain mengganti pestisida dengan biopestisida. Untuk mencapai tujuan itu, Froggy harus mencapai lokasi pestisida berada dan mengumpulkan biopestisida untuk menyelesaikan game.
Cara memainkannya, yakni dengan melakukan swipe ke arah kayu untuk menempel pada kayu, tap untuk melepaskan, tap dua kali untuk melompat ke atas, dan swipe ke arah tanah untuk memantul.
Meski kelihatannya mudah, gamer harus berhati-hati agar tidak sampai terkena cairan beracun yang disemprotkan pestisida. Sambil menghindar, perlu kelihaian untuk mengambil biopestisida.
Sangat menarik melihat game ini melaju ke final Imagine Cup 2016, bersaing dengan game-game buatan developer lain dari berbagai negara.
Diskusi
Belum ada komentar.